Print

IBLIS PERNAH BERSUMPAH

Written by pak_w. Posted in Berita Terbaru

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Shaad {38} 82)

Penyesatan yang dimaksud oleh Iblis dan yang dijadikannya alasan menyesatkan manusia itu adalah kemantapan dan kesinambungan kutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya yang justru disebabkan terlebih dahulu oleh kedurhakaan dan kesesatannya sendiri yang enggan sujud kepada Adam. Dengan demikian penyesatan yang terjadi dari Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah akibat lansung dari kesesatan dirinya sendiri, bukan datang pertama kali dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hakikat adanya penyesatan Allah Subhanahu wa Ta'ala setelah adanya kesesatan makhluk. Seperti:

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS. Ash-Shaaf {61} : 5)

 Dan, Allah Subhanahu wa Ta’ala mempersilahkan syaithan untuk menyesatkan manusia,

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الأمْوَالِ وَالأولادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا
“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka." (QS. Al-Israk {17} : 64).

Empat arah yang digunakan Iblis

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ . ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
"Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-a’raf {17} : 16-17)

Ulama Tafsir berbeda pendapat dalam memahami ayat di atas sebagai berikut;

1. Menggambarkan Iblis menggunakan segala cara, tempat dan kesempatan untuk menjerumuskan manusia.

2. Tidak ada arah yang aman dari godaan setan kecuali arah atas yang menjadikan lambang kehadiran Ilahi dan arah bawah sebagai lambang penghambaan diri manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atau arah atas adalah turunnnya rahmat atau malikat dan arah bawah adalah arah siapa yang mengharap rahmat.

3. Arah depan adalah arah masa depan manusia yang berkaitan dengan harapan, dan angan-anagannya yang menyenangkan serta apa yang ditakuti menimpanya di masa depan, seperti kemiskinan kalau ia manafkahkan hartanya, atau celaan jika ia melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Arah belakang, adalah anak-anak dan keturunan seseorang. Manusia memiliki harapan dan cita-cita menyangkut anak dan cucunya yang hidup di belakang/sesudahnya, ia juga memiliki rasa takut menyangkut mereka. Ia merasa bahwa kelanjutan hidup anak cucunya adalah kelanjutan hidupnya, maka ia akan bergembira dengan kegembiraan mereka, dan bersedih dengan kesedihan mereka. Dari sini, manusia didorong oleh setan untuk megumpulkan harta yang halal dan yang haram, serta menyiapkan buat mereka kekuatan dan kemampuan lagi berkorban demi kelanjutan hidup anak cucunya. Arah kanan, yang dimaksud adalah arah yang kuat, yakni arah kebahagian mereka, dalam hal ini adalah tuntunan agama. Setan datang dari arah ini dengan menipu manusia agar memperbanyak ibadah dengan melampaui batas-batas yang ditetapkan Allah. Arah kiri, setan datang dari arah ini dengan memperindah bagi manusia kekejian dan kemungkaran dan mengajak mereka untuk melakukan dosa dan kemungkaran.

4. Ulama lainnya berpendapat bahwa arah depan manusia adalah akhirat, karena akhirat berada di hadapan manusia, sedang arah belakang adalah dunia, karena ia ditinggalkan. Adapaun arah kanan, adalah amal-amal baik manusia dan arah kiri adalah amal-amal buruk. Dalam arti bahwa setan akan menggoda manusia menyangkut akhiratnya juga dunianya, ia juga akan mengalihkan manusia dari melakukan amal-amal kebajikan dan memerindah bagi mereka amal-amal keburukan.

Doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِيَ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي
وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ‘afiayat (keselamatan) di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kemaafan dan ‘afiayat (keselamatan) dalam agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah, tutuplah aurat (aib) ku, amankanlah hatiku dari ketakutan. Ya Allah, peliharalah diriku dari hadapanku, dari belakangku, dari sebelah kananku, dari sebelah kiriku, dan dari atasku. Aku berlindung kepada keagungan-Mu dari ditimpa bahaya dari bawahku.” (HR. Abu Dawud no: 5074 dan dishahihkan oleh Albani di dalam shahih Sunan Abi Dawud: 3/248)

 

Sumber : https://www.facebook.com/abi.hamdi